Bangkit pengrajin dan senimanku! Bergerak bersama dan berdoa!

Sesungguhnya para seniman masih lebih berkutat pada aspek proses kreatif sampai menghasilkan karya. Sehingga aspek lain yang merupakan hal vital sejalan dengan perkembangan jaman sering terabaikan.

Pada dasarnya para seniman dan pengrajin tersebut, punya prinsip tidak akan mudah menyerah sesuai dengan jiwa kesenimanannya.

Masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru bagi para seniman dan pengrajin. Era ini memberikan sebuah wacana eksistensi seniman dan pengrajin mengadu nasibnya agar tetap bisa bertahan dengan berbagai tantangan. Tidak hanya tantangan pandemi, tantangan kemajuan jaman dengan saratnya kemajuan teknologi informasi bisa membawa dampak bagi eksistensi keberadaan seniman dan pengrajin di Indonesia.

Tentunya dalam hal ini Pemerintah bisa membantu infrastruktur dan pengembangan kualitas SDM seniman. Tidak hanya berburu KPI event, tapi kontrol keberhasilan dan pengaruh bagi seniman dan pengrajin di grass road menjadi sangat penting. Kenali kharakteristik, kenali pola kerja, kenali pola market, ajari strategi yang tepat dan kemudian cek dan evaluasi di lapangan menjadi sangat penting untuk memahami keberhasilan sebuah program pemberdayaan tersebut. “Bring new ideas without monitoring and evaluating is likely nothing”.

Seniman dan pengrajinpun harus tidak tinggal diam untuk merenungi nasib tapi bersatu padu dan berpikir bersama untuk berkolaborasi dan bergerak dalam sebuah jaman baru ini menjadi sebuah semangat untuk saling merangkul antar pengrajin dan seniman. Saat ini bukan saatnya membanggakan ke akuannya tapi bagaimana saling bahu membahu mencari solusi antar seniman dan pengrajin itu sendiri.

Teknologi Informasi yang semakin maju, juga menjadi sentilan bagi para pengrajin dan seniman untuk segera migrasi dari media fisik ke ranah digital.

Para pengrajin dan seniman harus memulai berwawasan besar, bahwa kita sebagai seniman dan pengrajin harus bisa membanggakan Indonesia di kancah international, walaupun kondisi menantang namun Teknologi Informasi menjadi sebuah pintu untuk menerobos sebuah keniscayaan.

“Open minded” tanpa harus menggerus unsur tradisional dan budaya kelak akan membawa sebuah identitas baru bagi sebuah tatanan kreatifitas di berbagai belahan dunia.

Bangkit pengrajin dan senimanku! Bergerak bersama dan berdoa!